LAPORAN PRAKTIKUM
PENGINDERAAN JAUH
PRAKTIKUM I
MRNGANALISIS
CITRA SATELIT BERDASARKAN RONA ATAU WARNA
Nama : Retno Wulandari
NPM : 1213034065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGUARAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
A. Tujuan
Praktikum
Setelah
melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1.
Menginterpretasi citra satelit brdasarkan rona atau
watna
2.
Menganalisis hasil interpretasi
B. Alat dan Bahan
·
Citra satelit
·
Plastik transparan
·
Spidol OHP
·
Penggaris
C. Kajian Teori
Penginderaan jauh adalah ilmu, seni, dan teknologi dalam mengkaji
obyek/fenomena di (dekat) permukaan bumi tanpa kontak langsung, melainkan
melalui analisis citra obyek/ fenomena tersebut, yang direkam
dengan menggunakan gelombang elektromagnetik. Penginderaan jauh dalam bahasa
Inggris terjemahannya adalah Remote Sensing, sedangkan di Perancis lebih
dikenal dengan istilah Teledetection, dan di Jerman disebut dengan Fernerkundung.
Meskipun masih tergolong pengetahuan yang baru, pemakaian penginderaan jauh
di Indonesia cukup pesat. Pemakaian penginderaan jauh itu antara lain untuk
memperoleh informasi yang tepat dari seluruh wilayah Indonesia yang luas.
Informasi itu dipakai untuk berbagai keperluan seperti mendeteksi sumber daya
alam, daerah banjir, kebakaran hutan, dan sebaran ikan di laut.pengertian
penginderaan jauh menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
Penginderaan jauh adalah ilmu
atau seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala, dengan
jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat, tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah atau gejala yang akan dikaji (Lillesand dan
Kiefer, 1988).
Penginderaan jauh merupakan
teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang
bumi. Informasi itu berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau
dipancarkan dari permukaan bumi (Lindgren, 1985).
Dari beberapa batasan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penginderaan
jauh merupakan upaya memperoleh informasi tentang objek dengan menggunakan alat
yang disebut “sensor” (alat peraba), tanpa kontak langsung dengan objek.
Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa penginderaan jauh merupakan upaya
untuk memperoleh data dari jarak jauh dengan menggunakan peralatan tertentu.
Data yang diperoleh itu kemudian dianalisis dan dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Data yang diperoleh dari penginderaan jauh dapat berbentuk hasil
dari variasi daya, gelombang bunyi atau energi elektromagnetik. Sebagai contoh
grafimeter memperoleh data dari variasi daya tarik bumi (gravitasi), sonar pada
sistem navigasi memperoleh data dari gelombang bunyi dan mata kita memperoleh
data dari energi elektromagnetik. (Tentang tiga hal ini akan diuraikan lebih
lanjut pada bagian lain). Jadi penginderaan jauh merupakan pemantauan terhadap
suatu objek dari jarak jauh dengan tidak melakukan kontak langsung dengan objek
tersebut. (Meurah, )
Karena tidak malakukan kontak langsung dengan obyek, maka perlu adanya
media, media ini berupa citra (image atau gambar). Citra dapat diperoleh melalu
perekaman fotografis, yaitu pemotretan dengan kamera ataupun dapat
diperoleh melalui perekaman non-fotografis, misalnya dengan pemindai atau
penyiam (scanner). Data yang dihasilkan oleh citra tersebut, baik citra foto
maupun citra non foto digunakan untuk keperluan interpretasi secara
visual.
Untuk melakukan interpretasi, perlu adanya pengenal pada obyek atau gejala
yang terekam oleh citra sehingga suatu obyek otau gejalanya dapat lebih mudah
dikenali dan sesuai dengan kaidah penginderaan jauh. Pengenal tersebut
dikelompokkan menjadi unsur-unsur interpretasi, meliputi :
1.
Warna / rona
2.
Bentuk
3.
Ukuran
4.
Bayangan
5.
Tekstur
6.
Pola
7.
Situs
8.
Asosiasi
Lo(1976) yang menyimpulkan pendapat
vink mengemukakan bahwa pada dasarnya kegiatan interpretasi citra terdiri dari
dua tingkat yaitu:
v tingkat
pertama yang berupa pengenalan obyek melalui poses deteksi dan identifikasi dan
v tingkat
kedua yang beupa penilaian atas pentingn sumber obyek yang telah dikenali
tersebut. Yaitu arti pentingnya tiap obyek dan kaitananta obyek itu. Tingkat
petama berarti perolehan data sedang tingkat kedua berupa interpretasi atau
analisis data.
Menurut Lintz Jr. dan Simonett dalam
Sutanto (1994:7), ada tiga rangkaian kegiatan yang diperlukan dalam pengenalan
obyek yang tergambar pada citra, yaitu:
(1) Deteksi, adalah pengamatan
adanya suatu objek, misalnya pada gambaran sungai terdapat obyek yang bukan air.
(2) Identifikasi, adalah upaya
mencirikan obyek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup.
Misalnya berdasarkan bentuk, ukuran, dan letaknya, obyek yang tampak pada
sungai tersebut disimpulkan sebagai perahu motor.
(3) Analisis, yaitu pengumpulan keterangan lebih lanjut. Misalnya dengan mengamati jumlah penumpangnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa perahu tersebut perahu motor yang berisi dua belas orang.
(3) Analisis, yaitu pengumpulan keterangan lebih lanjut. Misalnya dengan mengamati jumlah penumpangnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa perahu tersebut perahu motor yang berisi dua belas orang.
untuk dapat mengidentifikasi objek
melalui citra perlu dibantu dengan unsur-unsur interpretasi citra, Unsur
interpretasi citra secara individual yang berdasarkan atas kerumitanya
dibedakan atas empat tingkat,yaitu:
v Unsur interpretasi primer: rona dan
warna.faktor yang mempengaruhi dan cara pengukurannya
v Unsur interpretasi
sekunder:bentuk,ukuran,dan tekstur.
v Unsur interpretasi tersier: pola dan
bayangan.
v Unsur interpretasi yang kerumitannya
lebih tinggi:situs dan asosiasi
Rona dan warna
Rona dan
warna disebut unsur dasar.hal ini mencerminkan betapa pentingnya rona dan warna
didalam mengenali obyek.tiap obyektampak pertama pada citra berdasarkan rona
atau warnanya.setelah warna atau rona yang sama dikelompokkan dan diberi garis
batas untuk memisahkannya dari rona atau warna yang berlainan,barulah tampak
bentuk,tekstur,pola,ukuran dan bayangannya.itulah sebabnya maka rona dan warna
disebut unsur dasar.menginggat pentingnya rona dan warna sebagai unsur dasar.
v Rona
Rona adalah
tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra,dengan demikian rona
merupakan tingkat dari hitam keputih atau sebaliknya.Rona pada foto pankromatik
merupakan atribut bagi objek yang berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak
yang sering disebut sinar putih,yaitu spektrum dengan panjang gelombang
(0.4-0.7).Didalam penginderaan jauh spektrum demikian disebut spektrum lebar.
Ø Cara
pengukuran rona
Ø Rona dapat
diukur dengan dua cara yaitu dengan cara cara relatif dengan menggunakan mata
biasa dan dengan cara kuantitatif dengan menggunakan alat.dengan menggunakan
mata biasa ,pada umumnya rona dibedakan menjadi lima tingkat yaitu
putih,kelabu-putih,kelabu,kelabu-hitam dan hitam.dengan menggunakan alat maka
rona dapat dibedakan dengan lebih pasti dan dengan tingkat pembedaan yang lebih
banyak.
Ø Faktor yang
mempengaruhi rona
§ Karakteristik
objek
§ Bahan yang
digunakan
§ Pemrososan
emulasi
§ Cuaca
§ Letak objek
dan waktu pemotretan
v Warna
warna adalah
ujud yang tampak pada mata dengan menunjukan spektrum sempit.lebih sempit dari
spektrum tampak dan tingkat kegelapan yang beragam warna biru,hijau,kuning
mera,jingga dan lainnya.sebagai contoh,obyek tampak biru,hijau,atau merah bila
ia hanya memantulkan spektrum dengan panjang gelombang (0.4-0.5), (0.5-0.6)
atau (0.6-0.7),sebaliknya bila obyek menyerap sinar biru maka ia akan
memantulkan warna hijau dan warna.sebagai akibatnya maka obyek akan tampak
dengan warna kuning.Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan
didalam ujud hitam putih,warna menunjukan tingkat kegelapan yang lebih
beraneka.ada tingkat kegelapan didalam warna biru,hijau,merah,kuning,jingga dan
warna lainnya
Ø Cara
pengukuran warna
§ cara
integral adalah pengukuran warna gabungan yang dibuahkan oleh lapisan-lapisan
zat warna,tanpa memisahkan satu persatu
§ cara
pengukuran analitik adalah pengukuran densiti pada tiap panjang gelombang bagi
tiap lapis zat warna.
Ø Faktor yang
mempengaruhi warna
§ panjang
gelombang sinar yang membentuk warna itu.panjang gelombang (0,4-0,5) membentuk
warna biru sedang warna gelombang (0,5-0,7) membentuk warna kuning.
§ panjang
gelombang yang dominan atau panjang gelombang rata-rata yang membentuk warna
disebut “hue”.dengan kata lain hue merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi warna.
§ kejenuhan
(soturation) dan
§ intensitas.kejenuhan
mencirikan julat (range) panjang gelombang yang membentuk warna.intensitas
ditentukan oleh jumlah total sinar yang dipantulkan,terlepas dari panjang
gelombangnya.
D.
Langkah
Kerja Praktikum
Langkah kerja yang dilakukan
dalam praktikum adalah sebagai berikut:
1.
Ambil citra setelit yang ada
dan jelas terlihat nberdasarkan rona/warna
2.
Letakkan plastik transparan
di atas citra/foto udara
3.
Buat bingkainya berdasarkan
komposisi peta
4.
Mendeleniasi citra satelit
nerdasarkan rona atau warnanya]menginterpretasi dan menganalisis hasil
deleniasi
5.
Membuat laporan praktikum
E. Hasil dan
Pembahasan
a. Hasil
Hasil praktikum ini berupa peta tematik tentatif berdasarkan rona atau
warna.
b. Pembahasan
Praktikum
kali ini ialah mendeleniasi citra/foto udara salah satu daerah di Bandar
Lampung dengan skala 1:10.000. Dari hasil asosiasi diketahui bahwa citra/foto
udara tersebut ialah daerah pantai yang disekitarnya didominasi oleh vegetasi,
hanya ada sedikit pemukiman di salah satu sudut, adapula kebun yang terlihat
dari susunannya yang seperti sisir. Daerah tersebut dilewati oleh jalan utama
dari selatan ke utara atau sebaliknya dan beberap jalan lain yang menghubungka
daerah pemukiman.
Vegetasi di
daerah ini dibagi menjadi tiga yaotu cerah, sedang, gelap. Di daerah sekitar
utara, vegetasi tergolong dalam kategori gelap, semakin ke selatan, vegetasi
tergolong ke sedang, adapula wilayah yang tergolong cerah dengan daerah yang
cukup luas. Lalu disekitar pemukiman, vegetasi termask dalam golongan sedang.
F. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Dengan praktikum ini, kita dapat mengetahui bahwa
vegetasi dalam vitra/foto udara tidak hanya disebut vegetasi, melinkan memiliki
banyak golongan rona, seperti cerah, sedang, dan gelap. Hal ini dapat membantu
untuk menentukan waktu pengambilan vitra/foto udara, yang pasti juga dapat
mengetahui wilayah vegetasi di suatu daerah dan dampak apa yang dapat
ditimbulkan.
b. Saran
Semoga laporan praktikum ini bisa menjadi pembelajaran baik bagi penulis
maupun pembaca, bukan hanya cara mendeleniasi, tapi juga mengenai kepenulisan.
Daftar
Pustaka
http://pejuanglaporanpraktikum.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-penginderaan-jauh_16.htm
http://inderaja.blogspot.com/2007/11/interpretasi-citra.html
http://israwaty12.blogspot.com/2011_04_01_archive.html
sedikit ya pembahasannya :D
BalasHapusHemat pangkal kaya va :p
BalasHapushemat pangkal pelit.. hahaa
BalasHapus