PEGUNUNGAN MERATUS
Evolusi geologi jalur utara Kalimantan barat dimulai dengan
adanya penurunan geosinklin setelah pembentukan batuan dasar sekis kristalin
Pra Karbon. Kegiatan ini diikuti intrusi batuan basa (gabro) dan ekstrusi
(batuan basalan dan basalan andesit dari Seri Molengraaff’s Pulau Melayu). Fase
awal dari perlipatan Permotrias, diikuti oleh penempatan batolit, terutama
tonalitik. Setelah denudasi kuat sehingga batolit-batolit tersingkap, terjadi
proses transgresi Trias Atas. Sedimentasi berlanjut di bagian barat jalur ini
sampai Lias, dan diikuti oleh volkanisme asam sampai menegah. Fasa kedua adalah
perlipatan kuat pada zaman Yura. Transgresi Yura atas dan Kapur di daerah
Seberuang berumur Kapur (Zeylmans Van Emmichoven, 1939) menunjukkan adanya
interkalasi lava asam dan tufa asam. Pelipatan lemah terjadi akibat tekanan
intrusi diorit pada zaman Kapur Atas. Intrusi berlanjut sebagai intrusi
hipabisal dan ekstrusi batuan vulkanik Oligomiosen (terutama andesit hipersten
horblenda, dengan berbagai verietas asam lainnya). Di bagian Tersier bawah
Cekungan Ketunggan juga merupakan diorit holokristalin seperti dikemukakan
Zeylmans Van Emmichoven (1939). Pada zaman Kwarter, batuan basal muncul di
seputar andetis horblena Niut, sehingga dapat dikomparasikan dengan erupsi
efusif basal Sukadana di Sumatra.Batuan plutonik “Schwaner Zona” merupakan
bagian terdalam yang tersingkap di Kalimantan Barat. Di sini, dari timur ke
barat membentuk pusat sumbu system pegunungan Palezoikum muda sampai Mezosoikum
tua Kalimantan Barat.
Evolusi daerah ini dimulai dari pembentukan kompleks batuan
dasar sekis kristalin dan geneis. Transgresi terjadi pada Permokarbon yang
menghasilkan fasies pelitik dan psamitik dan sebagian endapan batugamping.
Pada Permo Trias terjadi intrusi plutonik yang dimulai dengan
gabro dan diakhiri batuan lebih asam yang kebanyakan tonalit, batuan beku
dalam, dengan lampopir, aplit dan pegmatit. Setelah batuan plutonik tersingkap,
pengendapan pelitik dan psamitik terjadi pada zaman Trias Atas. Tidak ada
fasies vulkanik Trias Atas yang ditemukan di Zona Schwaner. Selanjutnya terjadi
perlipatan yang diikuti oleh alterasi hidrotermal epimagmatik. Pengangkatan
berlangsung sampai sekarang dengan disisipi intrusi selama Tersier .Bagian
selatan Zona Schwaner ini terdapat tiga kelompok batuan utama, yaitu batuan
plutonik, batuan vulkanik Komplek Matan dan batuan sedimen klastik Komplek
Ketapang. Bagian dari batuan komplek Matan dan Ketapang teralterasi oleh
intrusi batolit granit. Batuan metamorf dari komplek Matan dapat dikorelasikan
dengan batuan gunugapi seri Pahang di Malaysia dan Kompleks Ketapang
berumur Trias Atas. Batuan non metamorf
di komleks tersebut diasumsikan sebanding dengan endapan Tersier Bawah dan
batuan vulkanik di jalur sebelah utaranya.
Di Kalimantan Tenggara terbentang Pegunungan Meratus berumur
Pra Tersier berarah utara – selatan. Di Meratus perkembangan batuan beku
relatif lebih muda dibanding dengan Kalimantan Barat. Kompleks batuan dasar
sekis kristalin di sini berumur Mesosoikum akhir. Orogenesa di Zona Meratus
baru terjadi ketika proses pembentukan pegunungan di Kalimantan Barat akan
selesai. Zaman Yura geosinklin terbentuk, berikut pengendapan ofiolit dan
radiolaria dari Formasi Alino. Kemungkinan Formasi Alino berumur Yura di
Kalimantan Tenggara sama dengan batuan Permokarbon Formasi Danau di jalur utara
Kalimantan Barat. Formasi Alino dan Paniungan dari zona Meratus diintrusi oleh
batuan plutonik. Intrusi yang pertama ini merupakan variasi batuan plutonik
asam yang sangat beragam (dunit, peridodit) yang diakhiri dengan batuan granit
plagioklas dan porfirtik. Setelah pengangkatan pertama batuan non-vulkanik ini
Zona Meratus mengalami penurunan kembali.
Pada zaman Kapur
tengah sampai atas terjadi pengendapan dari hasil erosi kuat batuan berumur
Yura yang terlipat serta masa batuan plutonik peridotit dan granit. Kapur
terdiri dari fasies vulkanik dan non-vulkanik. Pada akhir Kapur Zona Meratus
mengalami pengangkatan kedua, dan aktivitas vulkanik berlangsung sampai Tersier
Bawah. Pengangkatan kedua ini menutup aktivitas siklus orogenesa Zona Meratus.
Zona Meratus merupakan contoh baik untuk siklus pembentukan pegunungan. Pada
zaman Yura dimulai dengan penurunan geosinklin yang diikuti dangan vulkanik
bawah laut dengan proses ofiolitnya, sebagai awal mulainya pembentukan batuan
plutonik basa dan ultrabasa. Penurunan geosinklin ini disertai dengan dua kali
pengangkatan. Geantiklin pertama terjadi pada zaman Kapur Bawah. Ini didominasi
batuan non-vulkanik, berupa batolit granit yang diintrusikan ke pusat
geantiklin. Pengangkatan kedua merupakan aktivitas vulkanik dengan inti
magmatik dari geantiklin sampai ke permukaan.
Komentar
Posting Komentar