Prinsip-Prinsip dan Dasar Tektonik Lempeng



Bagian daripada kulit bumi atau litosfer termasuk juga bagian paling luar daripada matel bumi (mantel) dianggap sebagai terdiri dari lempeng-lempeng yang kaku, yang bergerak satu terhadap lainnya dengan kecepatan berkisar antara 1-10 cm/th, atau sama dengan 100km/ 10juta th. Lempeng-lempeng itu merupakan bongkah-bongkah litosfer yang bersifat tegar yang menumpang diatas suatu lapisan bumi yang dalam keadaan selalu bergerak atau mobile. Yang dinamakan Astenosfer.
Adapun batasan-batasan pertemuan lempeng tersebut dapat terwujud sebagai:
a.       Palung lautan (Oceanic Trench)
b.      Punggungan tengah samudera (Mid Oceanic Ridge)
c.       Sesar-sesar (Transform)
2.1. Model Sistem Tumbukan Lempeng (Plate Convergen System)
Tipe-tipe saluran tektonostratigrafi yang lazim kita jumpai pada suatu model pertemuan lempeng yang kovergen, yang antara lain meliputi:
  1. Komplek penunjaman dan penyusutan lempeng, atau jalur subduksi
  2. Cekungan muka busur atau fore arc basin dan mungkin juga tepi busur
  3. Busur magmatik atau volcanic, dan
  4. Cekungan belakang busur atau back Arc Basin
Bila suatu gejala konvergensi ini adalah satu daripada lempeng itu sendiri dari kerak samudera, maka sifat daripada gejala tektonik pada tempat pertemuan lempeng itu akan mencerminkan suatu bentuk busur kepulauan bergunung api atau pegunungan dan palung yang sejajar dengannya pada bagian yang lengkung daripada busur (Dickinson, 1971).
Adanya suatu gejala pertemuan antara lempeng yang konvergen biasanya ditandai oleh adanya palung laut , yaitu tempat atau batas dimana dua lempeng saling bertemu, dan salah satunya menunjam dan menyusup ke dalam mantel.
2.1.1. Palung Laut (Oceanic Trench)
Bagain ini merupakan bentuk topografi yang negative dengan kedalaman sampai dari 5000 m, dimana dasarnya terus menerus bergerak/ bergeser selama berlangsungnya gejala penyusupan ke bawah dari lempeng samudera. Terdapat 3 endapan di dalam palung yaitu:
  1. Sedimen berbutir halus
  2. Endapan turbidit
  3. Sejumlah batuan vulkanik terutama  dari lava yang berasal dari kegiatan gunung-gunung api bawah laut.
Gejala-gejala pensesaran dan pelenturan yang terjadi pada jalur penyususpan ini, akan menghasilkan suatu bentuk struktur yang terdapat pada batuan turbidit dan ofiolit. Bentukstruktur tersebut dicirikan oleh bidang-bidang rekahan gerus (shear fracture) yang Nampak lebih dominan dan menonjol dibandingkan dengan struktur perlapisan atau bidang-bidang kesekisan.
Melange didefinisikan oleh HSU (1968) sebagai sekelompok batuan yang dapat dipetakan sebagai suatu satuan batuan, mengalami deformasi terdiri dari kepungan-kepungan tektonik tectonic inclusions yang berwujud bongkahan-bongkahan dengan ukuran berkisar dari beberapa cm hingga km, terapat dalam suatu masa dasar yang umumnya bersifat serpihan atau tergeruskan (sheared) dengan kuat.
Secara garis besar kelompok batuan yang menyusun bagian palung laut ini terdiri dari:
  1. Lava basaltis berstruktur bantal yang mebentuk lantai samudera, disertai lapisan –lapisan sedimen argilit dan rijang
  2. Sedimen turbidit dan klastika lainnya dengan perbandingan yang beragam dan mempunyai sumber dari daerah “orogen” dengan busur gunung api dan pluton, dan
  3. Kumpulan batuan berkomposisi basa dan ultra basa (ofiolit).
A.    Susunan daripada Melange
pada dasarnya ada 2 (dua) jenis bongkah / kepungan tektonis , yaitu:
  1. Yang berasal dari luar cekungan pengendapan/ palung laut. Bongkah-bongkah tersebut bersumber dari bagian dalam dinding cekungan, atau dari bagian dasar cekungan yang tersugu pada saat menyusup nya kerak ke bawah lempeng yang menumpangnya. Karena bongkah-bongkah tersebut sifatnya asing terhadap endapan cekungan yang ada disekelilingnya maka bongkah itu dinamakan bongkah asing atau exotic block.
  2. Yang berasal dari dalam cekungan itu sendiri, yaitu lapisan batuan yang sifatnya lebih tegar, seperti batu pasir atau batu gamping. Bongkah-bongkah ini dinamakan bongkah selingkungan atau native block, sebagai tandingan daripada exotic block.
Pada jalur subduksi yang terdiri dari taji mélange serta sedimen-sedimen lainnya akan terbentuk punggungan yang berupa deretan pulau-pulau yang membatasi palung dengan cekungan di depan busur vulkanik.
2.1.2.      Cekungan muka busur
Daerah yang berada diantara palung laut dan busur vulkanik pada suatu system palung busur disebut daerah zmuka busur atau fore arc region, yaitu mencakup semua bentuk yang terletak pada bagian muka busur vulkanik kea rah palung laut.
Kedalaman sedimen di dalam cekungan ini umumnya berkisar antara 3000-5000 m, terutama apabila suatu busur luar dapat bertindak sebagai sumber dan penahan sedimen dari busur magmatic ke palung laut.
2.1.3.      Busur Magmatik
Ciri-ciri dari busur magmatic secara garid besar adalah didapatkannya :
  1. Batuan volkanik yang tergolong kedalam warga batuan dari serikalk-alkali, dan sebagian besar berwujud batuan piroklastik
  2. Batuan sedimen yang sebagian besar berupa sedimen volkanis klastik yang diendapkan pada kedalaman yang bervariasi, sebagai lapisan-lapisan yang selaras ataupun tak selaras
  3. Batuan granitis yang diintrusikan
2.1.4.      Cekungan Belakang Busur
Dibagian belakang busur magmatic, juga berkembang cekungan dan gejalan pengendapan sehingga membentuk suatu urut-urutan sedimen yang akan mempunyai sifat-sifat petrologi yang hampir serupa endapan yang terdapat di bagian muka busur.

Komentar